Rabu, Juni 18, 2008

Rumahku Surgaku

Kamu pernah ngeliat film lawas Little House on the Prairie? Yup, film yang dibintangi sekaligus disutradarai oleh Michael Landon ini ngetop banget di tahun 70-an ampe 80-an. Waktu saya kecil, suka banget film ini. Abisnya, ini kayaknya film keluarga yang setidaknya memberikan kesejukan justru di tengah film Amrik yang bertabur kekerasan waktu itu. Meski setting ceritanya nggak islami, tapi dari segi nilai memang mengajarkan hal-hal yang baik bagi sebuah keluarga. Keharmonisan, perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, perhatian, dan kepedulian ditanamkan dalam keluarga yang punya rumah kecil di padang rumput yang luas itu.

Masih di tahun 80-an, selain film asing itu, TVRI juga rajin menayangkan film Rumah Masa Depan, yang dibintangi Bang Septian Dwicahyo waktu masih ABG. Doi berperan sebagai Bayu, anak SMP yang digambarkan baik hati, suka menolong, setiakawan, dan juga cukup berprestasi di sekolah. Kehidupan keluarganya yang tinggal di desa selain sederhana juga harmonis. Punya ayah yang bertanggung jawab, punya ibu yang penuh perhatian. Bayu juga memiliki nenek yang baik hati meski sedikit bawel, kakeknya juga digambarkan sayang ama cucu. Bagusnya, film ini juga ngasih solusi ketika terjadi �gesekan� di antara mereka dan kehidupan di sekitarnya. Wah, pokoknya menarik deh. Waktu itu, film keluarga ini jadi favorit bagi kami, yang kebetulan juga tinggal di desa. ?
Tahun 90-an, sinetron Keluarga Cemara yang pernah tayang di RCTI juga lumayan bagus. Sayangnya, film ini kalah bersaing dalam mencari iklan dengan sinetron lainnya yang bertabur bintang ngetop dan dipajang di prime time alias waktu utama, dimana orang pada nonton televisi, sekitar pukul 19.00 ampe 21.00 WIB. Sementara Keluarga Cemara, ditayangkan pukul lima sore, malah pernah pukul satu siang. Yang mau nonton jadi sedikit atuh!


Sekali lagi, kisah ini pun sebetulnya diangkat dari buku cerita degan judul sama, karya Bang Arswendo Atmowiloto. Kalo di bukunya, sama sekali nggak ada nilai islamnya. Bahkan kentel banget dengan nuansa kristiani. Maklum, sang penulis penganut Kristen. Nah, pas diangkat ke sinetron, ceritanya jadi berlatar Islam, bahkan hampir semua pemainnya muslim kecuali Adi Kurdi yang jadi si Abah.
Oke deh, terlepas dari pemeran dan latar belakang cerita itu, tapi yang pasti Keluarga Cemara mengajarkan nilai kebaikan, bahkan menggambarkan realitas umum masyarakat kita. Bagi sebuah keluarga, apalagi dengan kondisi kehidupan yang amburadul begini, boleh dibilang bisa membantu untuk mengajarkan nilai moral. Minimal lho. Soalnya sekarang, banyak keluarga muslim yang dari sikap moralnya aja payah banget, apalagi nilai-nilai Islam.

Nah, kalo tadi film keluarga yang baik-baik, ternyata ada juga film yang justru menggambarkan kehidupan keluarga yang amburadul macam Malcom in the Middle yang pernah tayang di TransTV. Dibuat berdasarkan pengalaman kreatornya, Linwood Boomer--juga kreator 3rd Rock from the Sun dan pemeran Adam Kendall dalam Little House on the Prairie. Perjalanan hidup Boomer nyaris sama dengan Malcolm. Anak ke-2 dari 4 bersaudara ini harus masuk kelas berbakat gara-gara punya skor IQ mencapai 165. Bukannya bangga, dia justru merasa aneh dan terasing. "Sebagai anak kecil yang masuk kelas istimewa, justru itu menjadi saat terburuk dalam hidup," kenang Boomer.

Di film itu, sang ayah yang kadang kelihatan tak bertanggung jawab, sang ibu yang sangat keras dan menerapkan hukuman sekenanya. Keduanya bertindak seenaknya di dalam rumah. Bayangin aje, mereka berdua berkeliaran dalam rumah dengan hanya memakai, maaf, pakaian dalam!
Tokoh Francis yang dianggap paling normal di keluarga Malcolm, malah �dibuang� ke sekolah militer. Jadilah Malcolm anak tengah di antara Reese dan Dewey. Perpaduan yang menarik kalau mengingat karakternya.Oke deh, dari sekian banyak film, yang juga sangat boleh jadi terinspirasi dari kehidupan nyata, setidaknya ingin memberikan suasana sejuk di tengah keluarga pemirsanya, meski selalu saja ada bias yang membuat kita sebagai penonton kesulitan untuk mewujudkan pesan yang ditawarkan itu.

Tapi kita yakin kok, bahwa banyak orang berharap tercipta suasana yang akrab di tengah keluarga. Jalinan komunikasi di antara mereka terus dikembangkan. Seluruh anggota keluarga pasti mendambakan kondisi yang harmonis. Tul nggak? Misalnya aja hubungan antara ortu dengan anak-anaknya, juga hubungan antara ayah dengan ibu kita sebagai ortu yang bisa mengarahkan dan membimbing kita. Pendek kata, semua orang menginginkan saat-saat indah bersama keluarga.
Sobat muda muslim, kita tentunya nggak berharap suasana di rumah itu berantakan, komunikasi antar anggota keluarganya juga payah. Misalnya aja, ayah dan ibu kita malah terus dalam posisi berhadapan kayak di ring tinju. Lebih tragis lagi kalo kita sebagai anaknya cuma sanggup nonton dan ngasih komentar nyelekit, �Emak apa bapak dulu neh yang ngejoprak? Hih, emangnya mereka lagi nimbrung di acara Duel, Smackdown, atau UFC?

Gimana kalo nggak ideal?Sobat muda muslim, hidup ini nggak selamanya bisa memilih. Kadangkala harus menerima realitas. Termasuk kalo kudu punya keluarga yang kebetulan belum ideal seperti yang kita harapkan. Sementara nikmati aja dulu sambil berusaha untuk membangun keluarga yang ideal.
Kalo bisa milih, tentu enak banget ya? Pasti kita bakalan minta yang enak-enak aja. Nah, jika keluarga kita ternyata nggak seideal kehidupan keluarga Rasul, atau paling banter tidak seideal seperti yang digambarkan dalam sinetron atau film, jangan putus asa. Insya Allah masih ada hari esok bagi kita untuk berusaha memperbaikinya.

Emang sih, punya keluarga yang ideal nggak musti diukur dengan memiliki banyak harta. Tapi ditentukan dari terciptanya komunikasi yang sehat di antara anggota keluarga. Dalam kebanyakan keluarga muslim sekarang memang udah dikondisikan bahwa keluarga cuma sebatas status aja. Jadi jangan heran kalo kehidupan di dalam rumah yang kadang bak istana malah nggak bikin tenteram penghuninya.

Ayahnya sering keluar kota karena tugas kantor. Sehari-harinya juga pergi pagi pulang petang. Sang ibu, juga adalah wanita karir. Sementara anaknya banyak yang dibiarkan diasuh oleh babby sitter. Sebagian malah diasuh penuh sama neneknya. Emang sih dari segi kebutuhan jasmani, boleh jadi sudah terpenuhi. Tapi kasih sayang? Itu sulit diraih.

Seorang guru di sebuah sekolah swasta terkenal di Bogor ini pernah cerita kepada saya, bahwa ia suatu ketika bertanya kepada salah seorang anak didiknya yang masih betah main di sebuah warung di sekitar sekolah, �Kenapa kamu belum pulang? Ternyata jawaban yang keluar dari mulut remaja pria itu cukup membuat kita tercengang. Buat apa pulang? Di rumah juga nggak ada siapa-siapa. Nggak ada orang yang bisa diajak berbagi cerita. Di sini banyak kawan saya. Duh, perih nian.

Perlu diketahui sobat, anak itu punya ortu yang keduanya bekerja, meski rumahnya dipenuhi dengan barang-barang berharga, tapi tidak memberikan kebahagiaan bagi si anak. Maklum, karena kebahagiaan tidak selalu berarti banyaknya harta. Justru tanggung jawab dan perhatian dari kedua orang tua, seringkali menjadi energi yang tanpa batas bagi anak.

Di sebuah radio yang menyiarkan program tentang keluarga pernah ada seorang ibu yang curhat, bahwa ia sangat menyesal tidak bisa memandikan anaknya yang berusia balita, karena dia sibuk bekerja. Rengekan manja si kecil yang minta dimandikan olehnya tak membuatnya luluh. Ia tetap pergi pagi untuk bekerja. Sampai suatu saat, ia bisa bisa juga memandikan anaknya, tapi ketika sang anak sudah jadi jenazah. Hmm.. sedih banget deh.

Sobat muda muslim, kita bisa upayakan untuk ngobrol dengan ortu kita bahwa kita inginkan suatu kehidupan keluarga yang harmonis. Bicarakan baik-baik bahwa kita bukan robot. Kita manusia, yang perlu disentuh juga dengan kasih sayang dan cinta. Kepedulian dan perhatian ortu adalah energi yang membuat kita percaya diri. Kita pun berusaha untuk menanamkan rasa hormat kepada kedua ortu kita.

Keluarga adalah istana paling indahWaktu saya kecil inget banget, meski awalnya nggak paham kenapa orang tua saya cerewet banget melarang saya berantem dengan kawan main, melarang saya supaya jangan masuk rumah orang sembarangan tanpa diizinkan pemiliknya, menganjurkan saya untuk sopan santun kalo bermain, seringkali amat bawel dengan meminta supaya saya hormat sama orang yang lebih tua, supaya meminta maaf kalo memang saya bersalah. Wah, banyak banget deh aturannya. Saya sih nurut aja, meski nggak tahu �hikmah� apa di balik semua larangan dan perintahnya. Saya berusaha untuk merealisasikan pesan tersebut tanpa pernah ngerti rencananya. Polos abis, nggak tahu apa-apa.

Nah, waktu besar dan udah bisa ngaji, karena suka ikut ke surau bareng anak-anak yang lain, pak ustadz ngasih penjelasan tentang banyak hal dari semua yang diajarkan orang tua saya di rumah. Ya, entah orang tua saya nggak mau ngejelasin karena mungkin percuma karena saya masih kecil, atau bisa juga kesulitan menterjemahkannya. Tapi yang pasti, sampe sekarang pelajaran itu amat berkesan bagi saya.

Nah, udah gedean dikit (baca: baligh), baru tahu bahwa memang sopan santun, berbuat baik sama keluarga dan juga kepada teman, menolong orang lain, menghargai dan menghormati sesama bukan semata sikap moral, tapi memang adalah hukum syara, alias memang ada dasar hukumnya yang diajarkan dalam Islam. Begitu kata pak ustadz suatu saat. Aduh, nambah neh wawasan.
Kita semua mendambakan keluarga yang baik-baik. Ayah bertanggung jawab, ibu perhatian, kakak penyayang, adik juga penurut. Nenek dan kakek menikmati masa tuanya dengan melihat perkembangan pribadi anak dan cucunya dengan baik. Keluarga penuh ceria, saling mengingatkan, mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan penuh ketaatan. Duh, indah banget deh. Pantes aja kalo Rasulullah mengilustrasikan kehidupan keluarga beliau yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan, sakinah, mawaddah, dan rahmah dengan ungkapan Baitiy jannatiy alias rumahku, surgaku.

Bersama keluargalah kita lebih banyak berinteraksi, bersama keluarga pula kita lebih banyak punya waktu untuk belajar tentang makna hidup. Kayaknya masih pada inget deh penggalan OST-nya Keluarga Cemara. Yup, �Keluarga adalah harta yang paling berharga, istana yang paling indah, puisi yang paling bermakna, dan mutiara tiada tara.

Allah Swt. berfirman: Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah (iman, ilmu, dan amal), yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS an-Nisaa [4]: 9).

Kita semua berharap punya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Kalo ada konflik, kita selesaikan baik-baik. Jangan hawa nafsu yang jadi panglima, tapi keikhlasan kita yang dikedepankan. Konflik bukan berarti bencana, tapi kerikil kecil yang bisa mendewasakan kita semua. Tapi yang pasti, taburkan ajaran Islam di dalam keluarga kita, insya Allah berkah. Yuk, kita bangun istana paling indah dalam hidup ini. Syukur-syukur bisa dengan lega menyebut: rumahku, surgaku. ?




Resep Ampuh Jadi Pribadi Tangguh


Para pakar kejiwaan memandang pikiran sebagai faktor terpenting bagi kehidupan manusia. Hampir semua sistem kehidupan kita, gerak tubuh, suasana hati, bahkan hidup kita, dikontrol oleh pikiran. Ketika kita melihat pacar atau pasangan kita berjalan di depan kita, pikiran kita mungkin akan memerintahkan mulut kita untuk menegurnya, menyuruh kaki kita mempercepat langkah, atau meminta kita untuk tidak melakukan apa-apa.

Demikian pula halnya dengan perasaan kita, dengan informasi yang terkumpul di otak, pikiran memberikan perintah-perintah khusus kepada "hati" untuk menentukan suasana yang diinginkan. Umpamanya, suatu hari kita ditinggal kekasih, pikiran kita akan memilih informasi-informasi yang berhubungan dengan kehidupan cinta kita dengannya, yang terekam oleh otak. Katakanlah pikiran kita memilih informasi yang berhubungan dengan hal-hal indah, yang pernah kita alami bersamanya. Pikiran kita akan mengolahnya dan menghasilkan instruksi, umpamanya, kita menyesal dan sedih karena semua keindahan itu harus berakhir.
Instruksi akan diteruskan ke "hati" melalui perangkat psikologis kita, dan perasaan kita pun menjadi sedih. Sebaliknya, apabila pikiran kita memilih informasi-informasi yang berhubungan dengan hal-hal menyebalkan dari si dia, umpamanya hidung peseknya, kebiasaan buruknya, atau kesukaannya berutang, pikiran kita akan mengolahnya menjadi instruksi bahwa kita senang dan bahagia karena mimpi buruk itu telah berakhir. Hati kita pun senang karenanya.

Faktual dan sensitif
Bila pengaruh pikiran sangat kuat terhadap perasaan kita, berarti kita orang faktual, orang yang selalu bertindak atau bersikap berdasarkan fakta. Tetapi bila pengaruh pikiran sangat lemah terhadap perasaan kita, maka kita termasuk orang sensitif.
Orang faktual biasanya lebih mampu mengendalikan perasaan. Soalnya, pikirannya mampu mengolah fakta-fakta yang terekam di otak secara lebih mendetil sebelum dimasukkan ke "hati". Sebaliknya, orang sensitif akan cenderung emosional, karena biasanya pada saat merespons realitas yang tengah dihadapi, pikirannya tidak mengolah kembali fakta-fakta yang terekam di otak, akan tetapi langsung memasukkannya ke dalam "hati" apa adanya. Ia mengolah informasi dengan perasaannya.

Untuk memperjelas, ambilah contoh seseorang tanpa sengaja melihat kekasihnya tengah duduk berdua dengan orang lain yang berlainan jenis kelamin dan tidak ia kenal. Bila dia orang sensitif, otaknya merekam semua kejadian yang dilihatnya. Pikirannya tidak mengolah melainkan langsung meneruskannya ke dalam "hati" untuk diolah. Karena "hati"-nya yang mengolah, ia mungkin segera mendatangi mereka dan tanpa babibu langsung melayangkan bogem mentah.

Sebaliknya, bila ia seorang faktual, kejadian-kejadian tadi direkam di otaknya, diolah terlebih dahulu oleh pikiran sebelum diteruskan ke "hati". Pikirannya akan membuat pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan. Bila kekurangan data, maka ia akan menghasilkan kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, kemungkinan orang lain itu adalah saudara atau sahabat kekasihnya. Atau mungkin pula teman selingkuh kekasihnya. Kemungkinan-kemungkinan itu kemudian diteruskan ke "hati" sebagai perasaan ingin tahu. Karena pertimbangan pikiran inilah ia mungkin akan mendekatinya untuk mencari tahu hal sebenarnya, ketimbang langsung menghakimi.

Proses itulah yang menyebabkan orang faktual cenderung tenang, penuh perhitungan, dan mampu mengendalikan diri. Sebaliknya, orang sensitif cenderung cepat gelisah, tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, tidak sabar, dan sukar mengendalikan diri.
Persepsikan kenyataan secara positif.

Dengan pengoptimalan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan juga kehidupan ke arah yang kita inginkan. Dengan pikiran kita dapat mengubah perasaan sedih menjadi perasaan senang, takut menjadi berani, minder menjadi percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau bosan menjadi penuh gairah. Maka tidak salah bila seorang filsuf, Marcus Aurelius, memiliki pandangan bahwa "Hidup kita ditentukan oleh pikiran".

Kalau berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi senang. Jika memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih. Begitu pula bila berpikir soal hal-hal menakutkan kita akan menjadi takut.
Rasanya memang sulit dipercaya. Namun, itulah adanya. Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company, berpendapat, "Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir."

Kalau merasa kantung kita menipis, lalu mengeluh seakan-akan kita orang paling sial, bisa jadi hari itu menjadi hari paling membosankan. Tapi bila kita bangun pagi, memandang keluar jendela dan melihat bagaimana burung-burung bersiul menyambut pagi sambil merasakan kesejukan embun, tanpa mempedulikan kantung yang semakin kempis, mungkin kita akan mendapati hari itu sebagai hari baik. Bagaimana pun cuaca hari itu, bagaimana pun beratnya masalah yang dipikul hari itu, pikiranlah yang menentukan kehidupan kita. Yang kita pikirkan ketika itu, itulah hidup kita.

Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan pikiran. Jangan biarkan pikiran kita membuat perasaan menjadi tidak enak. Senantiasa persepsikan kenyataan secara positif.
"Bila perlu berusahalah tersenyum dalam menghadapi situasi sesulit apa pun. Ada saat-saat di mana kita harus pasrah dan tertawa. Humor dalam hidup ini sangat penting. Jangan lupa bahwa hal-hal sederhana ini dapat membantu Anda mempertahankan perspektif," kata Dale Carnegie, pendiri Dale Carnegie & Associates.

Bila dalam kesedihan kita mencoba tersenyum, sebenarnya kita tengah mencoba melepaskan diri dari perasaan sedih itu. Saat itu kita tengah menetralkan perasaan negatif di dalam diri. Hal ini sangat baik dan bisa membantu agar kita tidak terlalu larut dalam duka.
Demikian pula ketika tengah dihadapkan pada masalah-masalah berat, senyum kita sedikit banyak akan membantu melepaskan ketegangan. Selanjutnya, biarkan diri relaks, pandang kenyataan di hadapan kita secara positif, karena dengan begitu kita bisa mengambil hikmah dari apa yang tengah dihadapi. Lalu pikirkan hal-hal yang dapat mengembalikan kegembiraan kita.
"Kalau ada masalah, relakslah. Santai saja. Pikirkan saja apa yang akan Anda lakukan selanjutnya, dan apa tindakan Anda untuk itu," kata Welty.
Memang, ada banyak hal yang menyakitkan, yang membuat kita cemas atau kesal. Namun jangan larutkan diri di dalamnya. Jangan biarkan masalah apa pun membuat kita patah semangat. Berpikirlah pada hal-hal positif yang bisa dilakukan. Biarkan semua masalah berlalu tanpa meninggalkan luka fatal.

Dengan begitu kita akan menjadi orang tangguh yang tak mudah jatuh. Pikiran kita menjadi terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan lebih mudah mencapai cita-cita. Bukan cuma itu, pikiran positif serta kepercayaan diri kita akan menarik orang lain bergabung dengan kita. Mereka tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri menghadapi semua masalah. Malah dengan senang hati akan menemani dan membantu kita melewati semua kesulitan. Dan yang lebih penting, hidup kita akan menjadi lebih menyenangkan.

KUPU-KUPU


Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.


Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.



Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.


Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

(diambil dari malajah: Paras' No.20/Tahun II Mei 2005)

Karena wanita ingin dimengerti

Pernah-pernik kisah kehidupan berumah tangga kadang membuat saya sedih, tapi banyak juga yang membuat saya tersenyum ketika membaca atau mendengarnya. Seperti Ibu saya. Pernah suatu ketika ayah saya sedikit marah kepada Ibu saya. Ibu saya tak mau berkomentar atau membalas dengan kemarahan serupa. Hanya saja, langsung masuk ke kamar dan menangis sejadinya. Kalau sudah begitu, ayah saya luluh juga, kemudian minta maaf karena mungkin telah berlaku kasar atau marah yang kadang hanya karena persoalan sepele saja. Untuk mereka berdua, salam cinta, semoga dirumah baik-baik saja.

Ada cerita dari dosen dan juga “guru mengaji “ saya. Suatu ketika istrinya bepergian untuk urusan tertentu dan sang suaminya belum berkesempatan menemani karena alasan kesibukan. Perjalanan cukup jauh dan melelahkan. Dalam kondisi seperti itu, istrinya ingin sekali mendapatkan hiburan dari suaminya. Yah, sebuah SMS menanyakan kabarnya cukuplah. Tapi itu tidak dilakukan oleh suaminya. Dan tentu saja, istrinya bete. “Suamiku tega sekali, nggak khawatir apa dengan diriku” begitu kira-kira. Setelah urusan selesai, pulanglah sang istri ke rumah. Mengucapkan salam lantas masuk kerumahnya. Apa yang terjadi, ternyata suaminya biasa saja. Tak mengekspresikan rasa kangennya kepada istrinya. Dan bagi istrinya, ibarat sebuah pertandingan, itu merupakan pukulan telak, kecewa..kecewa. Awalnya suaminya cuek saja. Tapi pada akhirnya dia menyadari bahwa sikapnya kurang benar. Ya, setidaknya membukakan pintu dan tersenyum sambil basa-basi menanyakan apakah perjalanannya baik-baik saja itu cukup. Tapi sayang, hal itu tak dilakukannya. Dia baru sadar ketika melihat gelagat istrinya yang lagi benar-benar BT alias butuh tatih tayang….

Ada juga kisah imajinatif yang inspiratif….tentang ayam dan bebek.
Suatu ketika sepasang pengantin baru berjalan-jalan menikmati indahnya perkampungan yang masih belum tersentuh bising dan aroma kota. Ketika mereka bercanda, tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan “Kuek.kuek..kuek”

“Dengar sayang, ada ayam” kata istrinya
“bukan..bukan, itu suara bebek” kata suaminya.
“nggak, itu suara ayam” istrinya bersikeras.
“istriku..itu suara bebek, suara ayam itu bunyinya kukururyuuuuk, kalau bebek itu ya kuek..kuek..kuek, nah itu bebek sayang, bukan ayam “kata suaminya mencoba menjelaskan.

“Nggak, aku yakin itu suara ayam” kata istrinya
“Sayang, itu bebek, kamu ini..kamuuuuuuuu” suaminya agak kesal.
Seketika itu basahlah pipi istrinya, dia menangis sambil tersendu tapi tetap berkata.
“Aku yakin itu ayam, bukan bebek” masih kata istrinya.
Kemudian sang suami sadar tak mau ribut lagi dan berkata.
“Ya kamu benar sayang, itu suara ayam” kata suaminya bersamaan dengan suara dari kejauhan ..kuek..kuek..kuek..

Kadang seorang suami memang perlu bersikap demikian. Untuk sesuatu yang kecil dan sepele tak perlu terlalu diributkan. Yang terpenting adalah membangun keharmonisan rumah tangga. Pertikaian dan hancurnya rumah tangga seringkali terjadi karena kita meributkan hal-hal sepele. Maka dari itu, untuk mencegahnya kita perlu sesekali memahami isi hati seorang wanita yang kita cintai itu.

Dan pada akhirnya, untuk menghormati dia, seorang wanita yang kita cintai, kita perlu bersikap bijaksana. Itu semua perlu dilakukan, seperti syair dalam lagu pop… karena wanita ingin dimengerti. Itu saja....

priiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt


Senin, Juni 16, 2008

Pentingnya Sholat Berjamaah di Masjid

Oleh Ihsan Tandjung

Sebagian ummat Islam masih membiasakan diri mengerjakan sholat lima waktu di rumah atau di kantor tempat ia bekerja. Sangat sedikit yang membiasakan sholat lima waktunya berjamaah di masjid atau musholla di mana azan dikumandangkan. Bahkan ada sebagian saudara muslim yang membiasakan dirinya sholat seorang diri alias tidak berjama’ah. Padahal terdapat sekian banyak pesan dari Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang menganjurkan ummat Islam –terutama kaum pria- sholat berjama’ah di masjid tempat di mana azan dikumandangkan.
Ibn Mas’ud radhiyallahu ’anhu berkata: “Barangsiapa ingin bertemu Allah esok hari sebagai seorang muslim, maka ia harus menjaga benar-benar sholat pada waktunya ketika terdengar suara adzan. Maka sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala telah mensyari’atkan (mengajarkan) kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beberapa SUNANUL-HUDA (perilaku berdasarkan hidayah/petunjuk) dan menjaga sholat itu termasuk dari SUNANUL-HUDA. Andaikan kamu sholat di rumah sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka berjama’ah berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Dan bila kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam pasti kamu tersesat. Maka tidak ada seseorang yang bersuci dan dia sempurnakan wudhunya kemudian ia berjalan ke masjid di antara masjid-masjid ini kecuali Allah subhaanahu wa ta’aala mencatat bagi setiap langkah yang diangkatnya menjadi kebaikan yang mengangkat derajatnya danbagi setiap langkah yang diturunkannya menjadi penghapus kesalahannya. Dan sungguh dahulu pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tiada seorang tertinggal dari sholat berjama’ah kecuali orang-orang munafiq yang terang kemunafiqannya. Sungguh adakalanya seseorang itu dihantar ke masjid didukung oleh dua orang kanan kirinya untuk ditegakkan di barisan saf.” (HR Muslim 3/387).
Berdasarkan hadits di atas sekurangnya terdapat beberapa pelajaran penting:
Pertama, seseorang yang disiplin mengerjakan sholat saat azan berkumandang akan menyebabkan dirinya diakui sebagai seorang muslim saat bertemu Allah subhaanahu wa ta’aala kelak di hari berbangkit. Sungguh suatu kenikmatan yang luar biasa...! Pada hari yang sangat menggoncangkan bagi semua manusia justru diri kita dinilai Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai seorang hamba-Nya yang menyerahkan diri kepada-Nya. Kita tidak dimasukkan ke dalam golongan orang kafir, musyrik atau munafiq.
Kedua, menjaga sholat termasuk kategori aktifitas SUNANUL-HUDA (perilaku atau kebiasaan berdasarkan pertunjuk Ilahi). Barangsiapa memelihara pelaksanaan kewajiban sholat lima waktu setiap harinya berarti ia menjalani hidupnya berdasarkan petunjuk dan bimbingan Allah subhaanahu wa ta’aala. Berati ia tidak membiarkan dirinya hidup tersesat sekedar mengikuti hawa nafsu yang dikuasai musuh Allah subhaanahu wa ta’aala, yakni syaitan.
Ketiga, sholat di rumah identik dengan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Padahal tindakan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan gambaran raibnya cinta seseorang kepada Nabinya Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebaliknya, bukti cinta seseorang akan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam adalah kesungguhannya untuk melaksanakan berbagai sunnah beliau, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
Keempat, meninggalkan sunnah Nabi akan menyebabkan seseorang menjadi TERSESAT. Berarti tidak lagi hidup di bawah naungan bimbingan dan petunjuk Allah. Sungguh mengerikan, bilamana seorang muslim merasa menjalankan kewajiban sholat, namun karena ia kerjakannya tidak di masjid, maka hal itu menyebabkan dirinya menjadi tersesat dari jalan yang lurus...! Na’udzubillaahi min dzaalika.
Kelima, barangsiapa menyempurnakan wudhu lalu berjalan ke masjid, maka hal itu akan mendatangkan kenaikan derajat dan penghapusan kesalahan.
Keenam, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu menggambarkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam masih hidup di tengah para sahabat radhiyallahu ’anhum jika ada yang tertinggal dari sholat berjamaah maka ia dipandang identik dengan orang munafiq sejati.
Ketujuh, di zaman Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sedemikian bersemangatnya orang menghadiri sholat berjamaah di masjid sampai-sampai ada yang dipapah dua orang di kiri-kanannya agar ia bisa sholat berjamaah di masjid.
Sungguh mengerikan, bilamana seorang muslim merasa menjalankan kewajiban sholat, namun karena ia kerjakannya tidak di masjid, maka hal itu menyebabkan dirinya menjadi tersesat dari jalan yang lurus...!
Na’udzubillaahi min dzaalika.

Minggu, Juni 15, 2008

Curhat Sang Belahan Jiwa

Harp Show Pieces from Rama




Rama Andikha Widi lahir pada bulan Agustus 1985, mulai bermain harpa pada tahun 2004 dibawah bimbingan Julia Reth, Vocal dengan Robert Fontane, dan Conducting dengan Uwe Cernazjek di Vienna Konservatorium, Austria.

Rama adalah harpist pria pertama di Indonesia dan harpist Indonesia pertama yang telah bermain solo dengan orchestra seperti Perguruan Cikini Orchestra, Cikini Symphony Orchestra, Capella Amadeus Strings Chamber Orchestra, dan Joseph Hayden Konzertverein (Austria). Tahun 2006 Rama konser bersama Julia Reth membawakan Indonesian Premier untuk repertoar-repertoar solo dengan orchestra, duo, duo dengan orchestra termasuk karya baru 'Variasi Nusantara' untuk 2 harpa dan Orchestra. Pada bulan Maret 2007 Rama menjadi musisi Indonesia pertama yang bermain di Stattsoper Vienna dan konser solo dalam Vienna Jazz Festival 2007 di Arkadenhof Rathaus Vienna.


Selain bermain solo Rama telah bermain hampir dengan semua orchestra di Indonesia, dan beberapa orchestra di Eropa seperti Joseph Hayden Konzertverein, Camerita Musica Vienna, Konzert des Musikvereins 1873 St. Pölten, Chor und Orchester der Universitätssängerschaft Waltharia dan pada summer 2007 tour keliling eropa bersama Zoltan Kodaly World Youth Orchestra.


2008 ini Rama sudah di jadwalkan untuk ikut sendra tari 'Gunung Agung' karya Trisutji Kamal di Jakarta, solo konser dalam Vienna Jazz Festival 2008 'Jazz for Kids' di Stattsoper Vienna, 2 Opera Production karya Donizetti dan Schubert bersama Joseph Hayden Youth Orchestra di Bruck an der Leitha Theater, solo konser 'Harp Showpieces' di Vienna dan Jakarta, World Premier 'Borobudur Today' for Harp and Orchestra dengan Radio Symphony Orchestra Vienna, dan 'Morceaux de Concert' for Harp and Orchestra karya Camile Sain Säens dalam Asian Tour dengan Vienna Sinfonia Orchestra.


Di bulan Agustus nanti Rama kembali menggelar konser solo dan juga solo dan orkestra dengan menggandeng Jakarta Chamber Orchestra dengan konduktor Avip Priatna di Usmar Ismail Concert Hall.


So, bagi para pecinta music klasik...... ayo... kita nikmati persembahan Rama Andikha Widi!



ps: untuk info2nya, hub. Nany di 02199007887



Kunci-Kunci Rizki

Di antara hal yang menyibukkan hati manusia adalah mencari rizki.

Tidak sedikit dari kalangan manusia ini yang mencari rizki dengan cara yang diharamkan Allah. Kita dapat menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri, banyak dari kaum muslimin mendatangi tempat-tempat yang haram dikunjungi seperti dukun-dukun, paranormal, orang pintar atau apa saja sebutan mereka yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib.

Adalah suatu kewajiban bagi kita untuk bertawakkal kepada Allah yang telah menciptakan dan menanggung rizki semua makhluk-Nya. Dan sudah keharusan bagi kita untuk mengembalikan semua perkara yang ghaib itu kepada Allah saja. Allah dan Rasul-Nya r telah memerintahkan kita untuk mencari rizki yang halal dan baik, yang tentunya dengan cara berusaha yang halal dan baik pula. Namun disamping itu Allah dan Rasul-Nya memberi jalan kepada kita dengan dibukanya kunci-kunci rizki yang tentu saja tanpa meninggalkan kasab (usaha).

Kita akan bertanya dimanakah letak kunci-kunci rizki tersebut? Inilah 10 kunci-kunci rizki yang dikhabarkan kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya :
1. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh u berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)
2. Taqwa
Fiman Allah : "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. Ath-Thalaq : 2-3)
3. Bertawakkal (berserah diri) kepada Allah
Rasulullah r bersabda : "Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi dengan perut lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnul Mubarak, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Qudhai dan Al Baghawi dari Umar bin Khaththab)
4. Beribadah sepenuhnya kepada Allah semata
Rasulullah r bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. (Dan) jika kalian tidak melakukannya, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu". (HSR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Abu Hurairah)
5. Menjalankan Haji dan Umrah
Rasulullah bersabda : "Kerjakanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran (karat) besi." (HSR Nasai. Hadits ini shahih menurut Imam Al Albani. Lihat Shahih Sunan Nasai)
6. Silaturrahim (menyambung tali kekerabatan yang masih ada hubungan nasab)
Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahim" (HSR. Bukhari)
7. Berinfak dijalan Allah
Allah berfirman : "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39)
8. Memberi nafkah kepada orang yang menuntut ilmu
Anas bin Malik t berkata : "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah r. Salah seorang mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah r, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah r (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu), maka Beliau r bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan Tirmidzi)
9. Berbuat baik kepada orang-orang lemah
Mushab bin Sad t berkata, bahwasanya Sad merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah r bersabda : "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah diantara kalian?". (HSR. Bukhari)
10. Hijrah dijalan Allah
Allah berfirman : "Barangsiapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak". (QS. An Nisa : 100)
Demikianlah beberapa kunci-kunci rizki dalam Islam yang memang sudah selayaknya seorang muslim untuk yakin terhadap apa yang difirmankan Allah dan apa yang disabdakan Rasul-Nya r supaya kita tidak terjerumus kedalam Itiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan yang bathil.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada segenap keluarga, shahabat dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik sampai akhir zaman nanti. Wallahu Alam.
__________________________
(Abu Ghailan, disarikan dari kutaib "Mafaatihur Rizq fii Dhauil Kitab was Sunnah"karya Dr. Fadhi Ilahi. (Judul edisi Indonesia "Kunci-kunci Rizki menurut Al Qur-an dan Sunnah")

Sabtu, Juni 14, 2008

Buah Hati



Yang sulung namanya Alsa. Salsabilla Azzahra Narishky. Sekarang sudah mau naik kelas 4 SD. Paling senang kalau di ajak ke tempat yang sejuk dan dingin. High School Musical film dan musik favorit Alsa. Katanya bulan Agustus mau ada HSM on ice di Jakarta. Dia udah semangat sekali mau nonton. mmmmmmm.............

Yang kecil, Althaf. Althafandhika Yaqzhan. Jail tapi sayang kakaknya. Gak mau pisah lama dengan kakaknya. Tahun Ajaran baru nanti statusnya udah Kaka SD. Sedang semangat-semangatnya mencoba seragam baru. Senangnya main komputer. Kadang main games kadang bikin hasil karya dengan paintingnya. Idolanya Bapaknya, tapi besar ingin jadi tentara.... trus gak jadi deng katanya. Jadi insinyur aja.....

Semoga mereka menjadi anak-anak yang shaleh dan shalihah, kebanggaan orangtuanya. Insya Allah, amin.

Perempuan

Dia yang diambil dari tulang rusuk.
Jika Allah SWT mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele... hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki...
tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki,
Karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu.
Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.
Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu...